Buletin Agen

Istana ini adalah untuk menginformasikan segala sesuatu yang terjadi di Agen Media cetak di Indonesia, khususnya di Jabodetabek. Dengan BA ini, diharapkan komunikasi yang tersumbat selama ini dapat mengalir kembli sehingga para Agen akan merasa nyaman melaksanakan profesinya

Thursday, July 06, 2006

SanaSini : Aneh Tapi Nyata

SanaSini
Oleh Dicky EA

Nggak Ada Sirkulasinya

Secantik apapun seorang wanita, kalau dia hidup sendiri, pasti tak ada yang memuji. Sebab itulah kita hidup bersama di dunia sama lain saling terkait dan saling membutuhkan. Demikian juga seorang pemimpin perusahaan penerbitan pers, tak mungkin menjalankan usahanya sorangan wae. Dia butuh asisten-asisten yang dapat melaksanakan seluruh pekerjaannya. Jadi untuk sebuah penerbitan pers harus mempunyai struktur organisasi yang benar-benar ada personilnya, jangan hanya ada di atas kertas saja.

Ada sebuah bagian dalam industri pers, yaitu bagian sirkulasi yang menjembatani pihak perusahaan dengan pihak luar (Agen) untuk mengedarkan produknya. Nah hari gini, ternyata masih ada personil sirkulasi meninggalkan posnya sehingga ada Agen yang kesulitan menghubungi untuk urusan sirkulasi. Kalau seperti itu terus menerus, maka kepercayaan agen terhadap sirkulasi akan menurun. Lalu gimana Donk.


Serupa, Tapi Harga Tak Sama


Dimanapun adanya, apabila sebuah produk yang sama, relatif harganya sama. Kalaupun berbeda, pasti tidak terlalu jauuuuuuh… Misal motor Honda Karisma, di Indonesia pasti harganya seragam. Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Artinya harga sebuah surat kabar yang sama dengan isi dan tanda baca yang sama tetapi dijual berbeda oleh penerbitnya. Penerbit plin plan, Busyet …. Agen tertipu lagi. Slogan Carefore “kalau harga kami kemahalan, akan kami kembalikan tiga kali selisih harganya” Lalu selisih harga surat kabar yang mencapai 150 %, gimana cara mengclaimnya? Busyet .. Agen tertipu lagi.


Jadilah Pelanggan Baru


Zaman sekarang memang zaman sulit. Sulit cari kerja, sulit berusaha, sulit cari pinjaman, juga sulit melunasi pinjaman. Perekonomian yang lesu membuat semua sector jadi kuyu. Yang belum kerja, betapa sulitnya mencari pekerjaan. Tetapi yang sudah kerja juga stress mikirin dirinya, karena sewaktu-waktu perusahaan gulung tikar karena didemo karyawannya sndiri, bisa-bisa PEHAKA. Belum lagi dapat tekanan dari sang bos untuk mencapai target penjualan. Makanya para pemasar sibuk mencari kiat-kiat menerobos pasar. (Lho, pasar kok mau diterobos) Karena sudah mumet, maka munculah program gelisah (geli nggak basah) yaitu iming-iming bonus ini dan itu untuk calon pelanggan baru. Pelanggan baru tentu enak tenan. Sedangkan pelanggan yang sudah puluhan tahun nggak pernah diberi sebuah ballpointpun. Maka mari kita berhenti berlangganan, lalu menjadi pelanggan baru dengan hadiah yang cukup lumayan. Setelah habis masa promosi, mari berhenti berlangganan dan mulai lagi menjadi pelanggan baru. Ah lumayan bonusnya. Yah .. bisa juga akal-akalan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home